Minggu, 05 Maret 2023

Menerbitkan Buku melaui Penerbit Indie

Pertemuan keduapuluh tiga
Kelas Belajar Menulis Nusantara PGRI
Gelombang ke-28

Pemateri: Raimundus Brian Prasetyawan
Moderator: Nur Dwi Yanti, S.Pd

Tema: Menerbitkan Buku Semakin Mudah di Penerbit Indi
Rabu/01 Maret 2023

Setelah draft buku kita selesai ditulis, tentu saja kita ingin menerbitkannya. Ada dua penerbit yang bisa kita hubungi yaitu penerbit indi atau penerbit mayor. Apa yang dimaksud dengan penerbit indie dan penerbit mayor dan bagaimana cara mudah untuk menerbitkan buku? Pertanyaan tersebut akan dikupas oleh Bapak Raimundus Brian Prasetyawan atau yang dikenal juga dengan Om Ian.
Om Ian adalah panggilan akrab Tim TSO, usia muda memiliki segudang prestasi dan karya. Puluhan tulisannya sudah dimuat di berbagai media cetak. Sebagian besar dimuat di Tabloid Bola, Harian Bola, Tabloid Soccer. Ada juga yang dimuat di Harian Kompas, Kedaulatan Rakyat, Warta Kota, Media Indonesia, dan Majalah Hidup. Profil beliau bisa dilihat di link berikut:https://www.praszetyawan.com/p/profil.html
https://www.praszetyawan.com/2022/10/menerbitkan-buku-dengan-harga.html?m=1

Cara menerbitkan buku

Pandangan/wawasan tentang menerbitkan buku, yang dipaparkan Om Ian dengan sangat menarik sebagai berikut. Jika Anda ingin mengendalikan proses penerbitan dan distribusi buku secara mandiri, menerbitkan buku melalui penerbit independen, atau yang sering disebut "indie", bisa menjadi alternatif yang menggiurkan. Jika melalui penerbit mayor, tentu saja Anda harus bersedia menunggu dan memenuhi persyaratan yang ditetapkan oleh penerbit mayor. Karena ada penerbit independen yang menerima naskah tanpa seleksi, menerbitkan buku kini menjadi lebih mudah. Kita hanya tahu ada penerbit buku besar seperti Gramedia, Grasindo, Erlangga, Elex media, Andi, dan lain-lain, ketika penerbit independen belum ada seperti sekarang.

Tidak ada jaminan bahwa naskah kita akan disetujui karena penerbit mayor melakukan seleksi naskah, namun hal ini dilakukan agar mereka bisa mendapatkan naskah yang berkualitas dan diprediksi akan sukses di pasaran. Mungkin akan sulit untuk melewati tahap seleksi naskah dengan penerbit mayor. Sebelum buku diterima oleh penerbit mayor, penulis harus bekerja keras untuk mengirimkannya ke sejumlah penerbit. Penolakan naskah menjadi makanan sehari-hari penulis. Prosedur penerbitan membutuhkan waktu yang sangat lama bahkan setelah karya disetujui.

Kini ada penerbit indie yang bisa menjawab rintangan-rintangan tersebut dengan berbagai kemudahan seperti naskah pasti diterbitkan, poses penerbitan mudah dan cepat (menerbitkan di penerbit mayor bisa lebih dari setahun prosesnya, kalau di penerbit Indie dalam hitungan bulan saja).

Bagi para penulis, menggunakan jasa penerbit independen atau penerbit mayor harus diperhitungkan baik-baik dan harus berada pada situasi dan kondisi yang tepat. Kita dapat mencoba memulai dengan penerbit independen jika kita adalah penulis pemula yang berencana menerbitkan buku untuk pertama kalinya. Buku akan mempertahankan karakter penulisannya jika segera diterbitkan. Jika kita sudah sering menerbitkan dengan penerbit independen, akan ada saat-saat ketika kita perlu merasa lebih baik. Tentu saja kita membutuhkan tantangan menulis tambahan. Maka penerbit mayor adalah pilihan yang tepat bagi penulis yang ingin maju. Baik penerbit independen maupun penerbit mayor saling membantu atau mendukung penulis.

Ciri-ciri penerbit indie yaitu tidak ada seleksi (semua naskah diterima), proses terbit cepat (1 – 3 bulan), biaya penerbitan bervariasi tergantung ketentuan dan fasilitas penerbitan, biaya cetak ulang dan ongkit ditanggung penulis, penulis menentukan sendiri harga bukunya, tidak memasarkan buku ke toko buku, penulis memasarkan sendiri bukunya jika ingin bukunya laris.

Bagi penulis pemula tentu penerbit indie menjadi solusi untuk bisa mewujudkan impian memiliki buku karya sendiri. Memang kalau di penerbit indie, kita perlu keluar biaya-biaya untuk mendapat fasilitas penerbitan, atau jika ingin cetak ulang. Tapi itu memang konsekuensi dari penerbitan tanpa seleksi, sehingga biaya penerbitan menjadi tanggung jawab penulis untuk mendapat fasilitas penerbitan yang memuaskan.

Buku solo yang telah diterbitkan, semuanya di penerbit indie yaitu
Buku Pertama Buku Blog Untuk Guru Era 4.0
https://www.praszetyawan.com/2020/02/buku-blog-untuk-guru-era-40.html

Buku Kedua Aksi Literasi Guru Masa Kini
https://www.praszetyawan.com/2020/06/buku-aksi-literasi-guru-masa-kini.html

Buku Ketiga
Menerjang Tantangan Menulis Setiap Hari
https://www.praszetyawan.com/2020/10/buku-solo-terbaru-menerjang-tantangan.html

Penerbit indie itu banyak, seseorang dapat memilih penerbit berdasarkan selera/kondisi masing-masing. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menentukan penerbit indie adalah biaya penerbitan, fasilitas penerbitan yang di dapat penulis, batas maksimal jumlah halaman, ketentuan dan biaya cetak ulang, apakah dapat Master PDF, dan jumlah buku yang didapat penulis.

Menerbitkan buku perlu waktu untuk proses terbit, bukan seperti fotokopi yang sehari jadi. Jadi jangan minta ada deadline kapan buku harus terbit
(Raimundus Brian Prasetyawan)

Wawasan mengenai penerbit buku ini sangat membantu penulis pemula seperti saya. Hal ini akan menjadi referensi bagi saya dalam menerbitkan buku. Semoga sesegra mungkin, ada hasil karya saya dalam menulis yang bisa masuk ke redaksi penerbit indie untuk bisa diterbitkan.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Buku Naik Pangkat

P ertemuan keduapuluh lima Kelas Belajar Menulis Nusantara PGRI Gelombang ke-28 Pemateri: Dr. Imron Rosidi, M.Pd Moderator: Yandri Novitas S...

Resume Menulis