Kamis, 03 September 2020

Mimpi Menulis Buku

Meraih mimpi seperti bermain ular tangga. Ada kalanya kita bertemu ular dan terjatuh sehingga harus mengulang dari awal. Namun, adakalnya pula kita dapat berjalan cepat dengan tangga-tangga yang ada. 

(Arif W. Pratama)

     Setiap orang mempunyai mimpi. Mimpi bukan semata bunga tidur. Mimpi adalah impian-impian yang ingin diwujudkan. Dalam proses meraih mimpi kadang ada kegagalan-kegagalan yang kita temui, namun bukan berarti kita harus berhenti untuk melangkah,  kita harus terus berjalan maju untuk meraih mimpi tersebut. Kita perlu menuliskan mimpi-mimpi kita di kertas, di karton, di gawai, laptop, ataupun media lainnya, agar menjadi pemacu untuk kita terus berjuang. Menuliskan target-target dari mimpi itu dilakukan juga oleh penulis muda yang penuh talenta, siapakah dia? 

Mengenal Penulis Menyongsong Era Baru Pendidikan

Mimpi menulis buku, adalah salah satu dari 100 target mimpi dari Ditta Widya Utami, S.Pd. Mimpi menulis tersebut akan dihapus jika sudah bisa diwujudkan. Mimpi itu sebenarnya sudah terwujud ketika mengikuti lomba kreativitas mahasiswa tingkat jurusan yang berhasil meraih juara dua dengan skor yang hampir sama dengan peringkat pertama. Meskipun sudah membuat buku "Seri Petualangan Kimia", namun ibu muda yang cantik ini belum merasa mimpinya menulis buku terwujud karena buku itu hanya dibuat satu sebagai prototipe. Jadi mimpi menulis bukunya belum dicoret di atas karton dengan harapan bisa menghasilkan karya berupa buku.

    Guru IPA di SMPN 1 Cipeundeuy ini setelah 10 tahun kemudian mulai kembali berusaha mewujudkan mimpinya menulis buku dengan menjadi penyunting buku Jejak Langkah Guru Subang yang merupakan hasil workshop Best Practice yang diselenggarakan oleh MGMP IPA Kab. Subang. Bermodalkan kepercayaan dari ibu Hj. Rita Rosidah, M.M.Pd selaku ketua MGMP IPA Kab. Subang dan juga ibu Suprapti, S.Pd. Setelah itu dia ikut menulis dalam buku antologi bersama di komunitas-komunitas literasi.
     Pemiliki akun instagram @dittawidyautami ini akhirnya dengan penuh kebahagiaan berhasil menerbitkan buku solo pertamanya di bulan Maret- April 2020 yang berjudul "Lelaki di Ladang Tebu" yang merupakan kumpulan cerpen pendidikan yang konfliknya diambil dari kisah nyata yang dinarasikan. Buku ini mengabadikan kisah-kisah para murid yang telah menjadi guru kehidupan di mana mereka dengan sifat baik atau sebaliknya mampu memberikan pelajaran yang berarti dalam hidup ini. Testimoninya buku ini bisa dilihat di https://www.instagram.com/dittawidyautami/.

     Sejak 26 Maret 2020, ibu dari Muhammad Fatih Musyfiq ini bergabung dalam grup menulis WA grup bersama Om Jay dan kawan-kawan pada gelombang 8. Banyak manfaat dan kebahagiaan yang dirasakannya ketika bergabung dalam grup ini karena selalu mendapatkan inisiasi dari Omjay untuk terus menulis setiap hari dimana sesekali di hari antara jeda materi mendapatkan kiriman foto (ketoprak, kucing, kue, kacang, apa pun) untuk kemudian dijadikan ide menulis. Dia juga pernah mendapatkan hadiah kejutan dari Omjay dkk karena resume yang dibuatnya. Hal itu diabadikannya dalam tulisan di https://dittawidyautami.blogspot.com/2020/04/hadiah-kejutan-dari-pgri.html?m=1. Dia juga pernah mendapat sepaket kurma ruthob dari KSGN dan PGRI dengan tulisannya yang berjudul "Kisahku dan Kurma Muda" berikut ini: https://dittawidyautami.blogspot.com/2020/04/kisahku-dan-kurma-muda.html?m=1. Kebahagian yang dirasakannya berlanjut dengan keberhasilannya menulis 2 buku karya bersama. Pertama buku Menyongsong Era Baru Pendidikan bersama Prof. Eko Indrajit dan yang kedua buku Pena Digital Guru Milenial bersama Ibu Kanjeng, Pak Brian dan teman-teman guru blogger lainnya.

Pengalaman Menerbitkan Buku Mayor

     Berawal pada hari Senin, 13 April 2020, alumni Pendidikan Kimia UPI ini dalam Grup menulis bersama Omjay mendapat materi tentang menulis buku dalam seminggu yang disampaikan oleh Prof. Eko Indrajit. Penyampaian yang luwes, sikap yang bersahaja dari Prof Eko membuatnya menikmati pemaparan materi tersebut dan menerima tantangan yang diberikan Prof. Eko berdasarkan tema yang ada di channel youtube (Ekoji Channel), dia mengirimkan judul beserta outlinenya pada tanggal 15 April 2020 yang di acc oleh Prof. Eko.

    Setelah itu dia setiap hari menulis satu BAB hingga draftnya selesai tanggal 21 April 2020 yang kemudian tinggal menunggu proses bimbingan dan editing. Dia berbagi rahasia dalam menulis buku yaitu selesaikan seluruh draft dari daftar isi hingga daftar pustaka baru kemudian edit, jangan langsung mengedit setiap selesai satu bagian karena itu bisa memakan waktu yang relatif lama disebabkan proses editinglah yang sebenarnya memakan porsi paling banyak memakan waktu dalam pembuatan buku.

     Berikutnya para penulis yang berjumlah 20 orang dipertemukan dalam satu grup oleh Prof. Eko yang akhirnya 9 orang berhasil menyelesaikan misi menulis buku sampai diterbitkan. Menurut ibu kelahiran 23 Mei 1990 ini, proses menulis buku bersama Prof. Eko rasanya seperti menulis skripsi tetapi lebih menyenangkan karena Prof. Eko begitu ramah dan sabar dalam membimbing. Prof. Eko juga masih bisa menyempatkan diri untuk membimbing para penulis pemula ditengah kesibukan beliau. Proses pembimbingan dilakukan melalui google meet dan zoom.

    Ibu yang aktif di komunitas MGMP IPA subang dan PGRI ini menceritakan proses pembimbingan menulis buku yaitu pada bimbingan klasikal pertama, setiap peserta mempresentasikan naskahnya masing-masing lalu Prof. Eko memberikan masukan atas masing-masing karya untuk kemudian direvisi. Sedangkan pada bimbingan klasikal kedua, dibahas teknis jadwal pengiriman naskah ke penerbit, jadwal meeting dengan penerbit dan sebagainya. 

     Tibalah saat yang mendebarkan yaitu pengumuman naskah diterima penerbit atau tidak pada tanggal 4 Juni 2020. Pengumuman dilakukan via zoom meeting yang dihadiri Pak Joko sebagai perwakilan dari Penerbit Andi, Om Jay dan Prof. Eko beserta anak didiknya. Prof. Eko berulang kali membesarkan hati penulis agar bisa memantapkan hati menerima apa pun hasilnya, karena semua naskah yang masuk masih ada yang harus revisi minor, revisi mayor dan ada yang langsung diterima. Tenyata hasil yang diterimanya adalah naskah yang ditulisnya langsung diterima oleh penerbit, hal ini sangat disyukurinya. Prose editing, layout dan sebagainya diproses oleh penerbit mayor. Akhirnya pada tanggal 12 Juli 2020, dia menerima naskah proof yaitu naskah yang siap naik cetak tapi perlu dicek untuk terakhir kalinya oleh penulis, naskah tersebut dikirim langsung ke penulis beserta surat perjanjian kontrak. Akhirnya pada tanggal 7 Agustus 2020 dia menerima foto berikut ini:

    Tema buku tersebut diambil dari tayangan pada Ekoji Channel yang berjudul UNESCO Competency Framework for Teacher yang dalam videonya dibahas tentang kompetensi teknologi informasi apa saja yang harus dimiliki guru berdasarkan standar UNESCO.

Mengapa harus Menyongsong Era Baru Pendidk

     Bagi Istri dari Muhammad Kholil, S.Pd.I ini, menulis itu ada 3 jenis yaitu:
  1. Menulis untuk mengabadikan momen. Contoh tulisan ini adalah ketika dia menuliskan kisah saat mendapat hadiah kejutan dari Omjay, saat  menjadi pemenang lomba blog dan sebagainya
  2. Menulis untuk mengabadikan buah pikiran. Ini bisa berupa Best Practice, PTK, artikel ilmiah, atau apa pun yang menulisnya terkadang membutuhkan referensi lain.
  3. Menulis untuk kebutuhan. Tujuan menulisnya karena ada kebutuhan yang harus dipenuhi. Kebutuhannya bisa macam-macam. Misalnya untuk mendapat kesenangan, untuk menyalurkan hobi dan lain-lain.

     Buku Menyongsong Era Baru Pendidikan ini dibuat untuk memenuhi kebutuhan guru/pendidik saat ini. Buku Menyongsong Era Baru Pendidikan ibarat appetizer (hidangan pembuka) dalam suatu jamuan makan yang berfungsi merangsang nafsu makan sebelum hidangan utama (Main Course) dinikmati. Suguhan yang terkandung dalam buku ini, diharapkan mampu meningkatkan semangat Bapak dan Ibu guru untuk mengembangkan kompetensinya di bidang teknologi informasi yang kemudian dapat diintegrasikan ke dalam proses pembelajaran. 

     Pesan yang disampaikan bu Ditta yaitu 1) Kita harus optimis dalam  menyongsong era baru pendidikan dimana semua akses informasi bisa didapat dengan mudah. Kapan saja, dimana saja, dan oleh/dengan siapa saja. 2) Apapun teknologi yang digunakan, sebisa mungkin harus tetap membuat pembelajaran menjadi bermakna. 3) Kita harus semangat menulis dan membaca.4) Teruslah memberi arti dan menjadi sebaik-baik insan.

Narasumber Menjawab

    Setelah pemaparan materi, maka berikutnya adalah tanya jawab. Adapun jawaban Bu Ditta dari pertanyaan yang diberikan peserta adalah sebagai berikut:

  1. Cara mengumpulkan referensi pada pembuatan buku bersama prof Eko adalah menggunakan Referensi utama dari channel Prof Eko juga modul ICT Competency Framework for Teachers yang dikeluarkan UNESCO (masih berbahasa Inggris) kemudian mencari buku-buku yang terkait dan menelusuri jurnal, program-program pemerintah dan lain sebagainya, dilakukan melalui online.
  2. Buku Menyongsong Era Baru Pendidikan merupakan hidangan pembuka untuk menuju main course/ hidangan utama karena menu utamanya adalah bagaimana Bapak/Ibu melakukan pengembangan diri setelah membaca buku ini, buku ini juga merupakan pengembangan kompetensi TIK yang sebaiknya dimiliki oleh seorang guru dan dengan membaca buku ini kita bisa tahu saat ini sudah mencapai level mana.
  3. Arti seorang istri adalah makmum dari suaminya, harus mampu menjaga nama baik suami dan menjaga aibnya. Suasana rumah biasanya tergantung suasana istri, maka tebarlah senyum selalu untuk suami dan membahagiakanya setelah lelahnya seharian bekerja, serta dukung dan do'akan selalu.
  4. Jika ada siswa yang belum dapat memanfaatkan teknologi komunikasi dalam pjj karena satu dan lain hal maka yang dilakukan adalah menyampaikan step step dari aplikasi-aplikasi yang digunakan pada saat pjj seperti google form, google Classroom, Quizizz, dan sebagainya. Jika belum dapat juga memanfaatkan teknologi maka disiapkan modul dan melakukan home visit.
  5. Hal yang tersulit ketika menulis adalah menggabungkan ide
  6. Meningkatkan minat baca adalah dengan membiasakan diri membaca  buku, jurnal atau artikel ilmiah 

Mari kita berusaha menyongsong era baru pendidikan dengan berpijak dari pengalaman penulis hebat ini. Untuk mendapatkan literasi TIK Ayo kita miliki bukunya. 


Teruslah memberi arti pada setiap orang yang kau temui. Dalam setiap hal yang kau lalui, dan untuk setiap waktu yang kau miliki.

Sebutir pasir yang banyak dijumpa. 

~ Ditta Widya Utami ~


#Resume Ke-14

Hari/Tanggal     :  Rabu/02 september 2020

Nara Sumber    :  Ditta Widya Utami, S.Pd.

Moderator        :  Dra. Sri Sugiastuti, M.Pd.

13 komentar:

  1. Lengkap dan runut.

    #Salamliterasi.

    Ditunggu krisannya di https://www.almunawy.id/2020/09/memberi-arti-lewat-literasi-ala-ditta.html

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terimakasih pa, ๐Ÿฎ๐Ÿฎ๐Ÿฎ๐Ÿฐ๐Ÿฐ๐Ÿฐmaaf suguhannya terlambat. Salam literasi

      Hapus
  2. Balasan
    1. Terimakasih Bu. ๐ŸŽ๐ŸŽ๐Ÿ’๐Ÿ’๐Ÿ’Salam literasi

      Hapus
  3. Balasan
    1. Terimakasih pa, mari semangat selalu. Salam literasi

      Hapus
  4. Mengalir membacanya...
    jadi gak kerasa sudah samai akhir resume

    Cihuuyyy Keren

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terimakasih pa, kita ssama-sama belajar. Salam literasi

      Hapus
  5. Wah lengkap dan mantap. Terima kasih Bu.

    BalasHapus

Buku Naik Pangkat

P ertemuan keduapuluh lima Kelas Belajar Menulis Nusantara PGRI Gelombang ke-28 Pemateri: Dr. Imron Rosidi, M.Pd Moderator: Yandri Novitas S...

Resume Menulis