Selasa, 11 Agustus 2020

KETIKA CLBK MENJADI KEHARUSAN

 Resume ke-4 (Gelombang Ke-15)
Hari/Tanggal    : Senin/10 Agustus 2020
Narasumber    : Yulius Roma Patandean.,S.Pd
Moderator      : Sri Sugiastuti

Sekilas mendengar kata CLBK, dalam pikiran kita terlintas kepanjangannya yaitu Cinta Lama Bersemi Kembali. Hal ini membuat kita menunggu kelanjutan ceritanya. Terbayang-bayang dan timbul pertayaan "apakah bisa kita mempunyai CLBK". Mengapa itu menjadi suatu keharusan?

Pengalaman dari seseorang bisa menjadi guru yang baik bagi orang lain. Pengalaman orang lain yang merupakan masa lalu orang tersebut bisa menjadi awal dari kehidupan masa depan orang lain. Demikianlah seorang guru yang hebat dari SMAN 5 Tana Toraja yang lahir di Tana Toraja 6 Juli 1984 dengan prestasi yang sangat mengagumkan yaitu guru berprestasi tingkat SMA kab. tana Toraja (2016) dan mendapat medali perunggu lomba kreatifitas guru PORSENI PGRI Provinsi Sulawesi Selatan (2017) membagikan pengalamannya dalam menulis buku di penerbit Mayor dengan rumus CLBK.

Selain sebagai guru, beliau juga sering diundang menjadi juri pada lomba-lomba debat bahasa inggris tingkat SMA dan Lomba Story Telling tingkat SMK di Kabupaten Tana Toraja. Pernah juga menjadi dosen tidak tetap di Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Indonesia Toraja, sebagai tutor di Universitas Terbuka dan sebagai Fasilitator Belajar di yayasan Trampil Indonesia. Sedangkan alam bidang organisasi yaitu PGRI beliau adalah wakil sekretaris PGRI Kabupate Tana Toraja serta sekretaris Perwakilan YPLP PGRI Kabupaten Tana Toraja.

Pengalaman menulisnya dimulai dari amanat yang diberikan oleh PGRI Kab. Tana Toraja untuk mengikuti Rakornas Virtual PGRI dimana beliau mengenal guru blogger hebat yaitu bapak Wijaya Kusumah yang keren yang biasa dipanggil Omjay dan mengenalnya lewat undangan pelatihan belajr menulis lewat grup WA dan mendaftar serta bergabung di grup 8 dan grup 9. 

Pada satu kesempatan dimana pemateri pelatihannya Prof. Richardus Eko Indrajit dengan topik menulis dalam satu minggu beliau mendapat tantangan dari Prof Eko untuk menulis bersama beliau. Tantangan tersebut diterima dengan memilih judul DIGITAL TRANSFORMATION, Berubah untuk Menguasai Dunia. Proses penerbitannya sama dengan pengalaman dari bu Tere. Ketika Penerbit Andi mengumumkan bahwa naskah yang ditulisnya lolos untuk diterbitkan dia menangis dan menghubungi Prof. Eko dan mengirimkan pesan WA "Terimakasih prof. Jujur saya menangis prof, terima kasih bimbingannaya. Seorang anak kampung ternyata bisa nulis buku.". Saya membayangkan andaikata saya berada dalam posisi itu mungkin tangisan saya lebih kencang, dan kaki saya lemas dan sudah tidak bisa berkata-kata lagi saking bahagianya. Akankah momen itu akan menjadi milik saya sesuatu saat nanti. Semoga saja....

Akhirnya pa Yulius membagi pengalaman dari berbagai kegiatan untuk bisa menulis dengan istilah CLBK, istilah yang telah menajdi populer di era milenial, terutama di kalalangan kawula muda tapi yang tua juga. Dalam atmosfer asmara, Cinta Lama Bersemi Kembali tentunya sah-sah saja selama keduanya menikmati proses dan tujuannya... tapi untuk yang sudah ada pasangan sahnya jangan coba-coba ya...

CLBK menurut pa Yulius adalah Coba, Lakukan, Budayakan, dan Konsisten dengan motonya : "Tuailah hasil selama masih sanggup CLBK". Apa penjelasan Pa Yulius  tentang  CLBK tersebut? Baca berikut ini:

COBA. 

Tak ada satu pun usaha yang berhasil jika tidak mencobanya lebih dahulu. Setiap tawaran pekerjaaan dan amanah yang diberikan ke saya, saya jarang menolaknya selama ada kaitannya dengan dunia mengajar. sama halnya dengan menuliss, memulainya kadang susah terutama dalam membangun ide lalu mencurahkannya kalimat demi kalimat. Mencoba berulang-ulang akan melatih kita memproduksi untaian kata-kata yang menghasilkan kalimat bermakna.

LAKUKAN

Ketika sudah mencoba, telah menemukan rasa dan keunikan tulisan kita, maka terus dilakukan agar ide kita tidak mengendap seiring berlalunya waktu. Jika ada kendala , dan kita berhenti menulis saat itu, maka saat itu juga semangat menulis kita berhenti. Jadi saya paksa diri saya untuk menulis, hingga kini. Menulis apa saja, intinya harus ada sesuatu yang tersimpan di draft tulisan blog atau tersimpan di laptop beliau.

BUDAYAKAN

Menulis harus menjadi budaya kita. Menjadi bagian dari cara hidup kita. Menjadi bagian tak terpisahkan dalam kehidupan kita. Jadi, budayakan menulis, sehingga menjadi panggilan beraktifitas setiap hari.

KONSISTEN

Tak ada karya yang terselesaikan dengan baik tanpa konsistensi. Konsisten dalam menulis adalah misi untuk mencapai visi seorng penulis, yakni menghasilkan sebuah karya tulisan yang bisa memberi inspirasi bagi banyak orang. Bagaimana cara saya konsisten? Memaksa menulis setiap hari, minimal menulis tugas untuk siswa di blog atau upload gambar. Selain itu, saya aktif membeli buku secara online. Jika saya kesulitan mengembangkan ide, maka saya cari bukunya di OLSHOP

Jadi, jangan takut CLBK, namun nikmatilah.

"Menulis adalah proses kehadiran kita untuk membawa kabar baik tentang ilmu kehidupan" Apapun yang kita tulis pastinya ada hubungannya dengan proses hidup kita.

"Bila kau bukan anak raja, juga bukan anak ulama besar, maka MENULISLAH, sehingga hidup ini lebih mulia untuk sesama. (Al Ghazali)"

Untuk bisa berhasil menulis maka CLBK adalah suatu keharusan yang kita lakukan...


10 komentar:

Buku Naik Pangkat

P ertemuan keduapuluh lima Kelas Belajar Menulis Nusantara PGRI Gelombang ke-28 Pemateri: Dr. Imron Rosidi, M.Pd Moderator: Yandri Novitas S...

Resume Menulis