Jumat, 03 Februari 2023

Menulis Cerita Fiksi, Apakah Bisa??

Resume Kesepuluh

Kelas Menulis Gelombang Ke-28
Senin, 30 Januari 2023

Tema: Kiat Menulis Cerita Fiksi
Narasumber : Sudomo, S.Pt
Moderator : Bambang Purwanto, S.Kom. Gr.

Membaca novel atau cerpen sangat mengasyikan, terkadang kita sampai tidak ingat waktu. Pada saat membaca novel romantis, terkadang kita terbawa cerita dan membuat menghayal seakan-akan menjadi tokoh utamanya, ketika ceritanya sedih ikut sedih dan ketika senang ikut senang. Penulis dari cerita tersebut tentunya punya keahlian yang sangat luar biasa sehingga bisa menarik pembacanya.
Banyak cerita fiksi yang sudah saya baca, sejak masih anak-anak sering membaca majalah seperti majalah Bobo, Ananda dan Kuncung, juga majalah remaja seperti Aneka. Bagaimana sebenarnya cara menulis cerita fiksi tersebut?,

Bapak Sudomo, Nara sumber yang luar biasa akan menjawab pertanyaan tersebut. Sebelumnya mari kita kenal beliau lebih jauh, beliau lahir di kota Sidoarjo Jawa Tengah 48 Tahun yang lalu dan merupakan anak bungsu dari Ibu Gunarso penjual jamu gendong. Banyak perestasi yang diraih oleh beliau yaitu menjadi pemenang lomba menulis bahan bacaan literasi tahun 2016 dan 2019 tingkat provinsi Nusa Tenggara Barat, juara lomba menulis di blog versi indihome tahun 2021, juara favorit menulis di satuguru.id dan pemenang video inovatif Implementasi Kurikulum Merdeka tingkat provinsi Nusa Tenggara Barat tahun 2022 yang merupakan suatu kebahagian bagi beliau. Beliau juga sudah memiliki buku mayor dengan duet bersama Sibarani dan berhasil menerbitkan buku fiksi yang berjudul “Di Penghujung pelukan”. Profil beliau yang lebih lengkap bisa dilihat di https://s.id/ProfilSudomoSPt.

Guru penggerak Angkatan ke-2 dan Pengajar Praktik GP angkatan 6 Kabupaten Lombok Barat d yang merupakan guru IPA di SMP Negeri 3 Lingsar ini berbagi materi dengan menggunakan Alur MERDEKA yaitu Mulai dari Diri, Eksplorasi Konsep, Ruang Kolaborasi, Demonstrasi Kontekstual, Elaborasi Pemahaman, dan Aksi Nyata.

Mulai dari diri

Pada alur ini setiap orang bisa mengirimkan cerita singkat terkait pengalaman, kendala dan tantangan dalam menulis fiksi. Pada bagian ini beliau menanggapi beberapa cerita yang disampaikan bahwa salah satu alasan menulis fiksi adalah menyembunyikan dan menyembuhkan luka, selain itu beliau juga menyampaikan bahwa salah satu cara agar bisa menulis fiksi dengan baik adalah dengan niat dan komitmen yang kuat untuk memulai dan menyelesaikan tulisan.

Agar cerita tetap pada jalurnya maka perlu dicari referensi tentang outline/kerangka karangan , kemudian juga membaca fiksi orng lain untuk memperkaya pemahaman dan keterampilan. Konsisten menulis akan membuat menjadi terbiasa. Dan membuat tema dari yang disukai dan dikuasai.

Eksplorasi Konsep

Pada alur ini, kita bisa mempelajari materi di https://s.id/MateriSudomo,. Materi yang didapat adalah sebagai berikut:
Pertama, alasan menulis cerita fiksi yaitu: 1) memudahkan guru dalam membuat soal asesmen kompetensi minimum (AKM) aspek literasi fiksi sebagai latihan, 2) sebagai upaya menyembuhkan dan menyembunyikan diri, 3) jalan mengeskplorasi dan 4) menemukan passion dalam menulis.

Kedua, syarat menulis fiksi adalah komitmen dan niat kuat untuk menulis juga kemauan dan kemampuan melakukan riset. Komitmen dan niat berkaitan dengan upaya mempelajari dan menyelesaikan tulisan yang telah dimulai, kemauan dan kemampuan melakukan riset bisa dilakukan melalui literatur atau survey lapangan jika terkait setting tempat contohnya. Syarat Berikutnya adalah membaca karya fiksi orang lain hal ini akan menambah pengetahuan tentang Teknik kepenulisan, gaya Bahasa, dan kosa kata. Selanjutnya yaitu menguasai PUEBI dan KBBI, menjaga konsistensi menulis dan memahami dasar-dasar menulis fiksi seperti ide yang menjadi pondasi utama, alu cerita, karakter penggerak, cerita latar atau tempat cerita terjadi, dan penutup atau ending.

Ketiga, bentuk-bentuk cerita fiksi yaitu cerven, novelet, novela dan novel, fiksimini, flash fiction dan pentigraf. Cerpen adalah cerita pendek, novelet (novel pendek), novela adalah kisahan prosa rekaan yang lebih panjang dan lebih kompleks daripada cerita pendek, tetapi tidak sepanjang novel, jangkauannya biasanya terbatas pada satu peristiwa , satu keadaan dan satu titik tikaian, novel adalah karangan prosa yang panjang mengandung rangkaian cerita kehidupan seseorang dengan orang disekelilingnya dengan menonjolkan watak dan sifat setiap pelaku. Fiksi mini adalah fiksi singkat yang hanya terdiri dari beberapa kata (tidak boleh lebih dari 140 karakter.
Berikut adalah contoh fiksimini yang terkenal For sale: baby shoes, never worn. (Ernest Hemingway). Jika diperhatikan, secuil kalimat itu memiliki maknanya luas dan dalam. Flash fiction, yaitu cerita kilat dengan kekhususan jumlah kata biasanya mengandung plot twist. Pentigraf adalah cerpen yang terdiri dari tiga paragraf.

Keempat, unsur-unsur pembangun cerita fiksi yaitu tema, alur/plot, penokohan, latar/setting, dan sudut pandang dan premis. Premis adalah ringkasan cerita dalam satu kalimat, unsur premis yaitu karakter, tujuan, tokoh, rintangan/tantangan, dan resolusi. Contoh premis: Seorang anak yang berjuang melawan penyihir jahat demi kedamaian dunia. Itu adalah premis dari novel Harry Potter. Kekuatan premis adalah mampu menggambarkan novel yang tebal hanya dalam satu kalimat saja. Premis mengandung unsur, yaitu tokoh, tantangan, tujuan tokoh, dan resolusi.

Kelima, tips menulis fiksi adalah sebagai berikut:
  1. Niat untuk menulis, motivasi diri untuk memulai dan menyelesaikan tulisan
  2. Membaca karya fiksi orang lain sebagai referensi
  3. Ide bisa didapatkan melalui imajinasi dan mengasah kepekaan tehadap lingkungan sekitar
  4. Genre cerita dapat dipilih dari yang disukai dan dikuasai
  5. Membuat outline atau kerangka cerita berdasarkan unsur-unsur pembangun cerita fiksi agar cerita tidak melebar kemanan-mana
  6. Menulis ide yang ada meliputi membuka cerita dengan baik (dialog, kutioan, kata unik, konflik), melakukan pengenalan tokoh dan latar yang dipaparkan secara jelas kepada pembaca, menguatkan sisi konflik internal dan eksternal tokoh menggunakan pertimbangan logis agar tidak cacat logika dan memperkuat imajinasi, memilih susunan kalimat yang pendek dan jelas, memperkuat tulisan dengan pemilihan kata (diksi), dan membuat ending yang baik.
  7. Melakukan swasunting sebelum tulisan diterbitkan

Ruang kolaborasi

Pada alur ini diminta melanjutkan kalimat yang ada.

Perlahan suara-suara itu menghilang. Dalam gulita aku menggigil sendirian. Mendadak bulu kudukku meremang. Terdengar suara di kejauhan. Semakin lama kian mendekat….

Maka saya lanjutkan:

tak henti diriku mengucap do’a dalam diam. Sambil terbata-bata, akhirnya terucap juga kata dari mulutku, “siapa itu?”, kemudian lampu menyala, dan “surprise” ternyata ini kejutan di hari ulang tahunku.

Demonstrasi Kontekstual

Pada alur ini, diminta menuliskan lima tema tema yang paling disukai dan dikuasai, saya mengambil tema adalah romantisme, petualangan, motivasi, keluarga, dan perjalanan hidup

Elaborasi pemahaman

Pada alur ini dilakukan tanya jawab, pertanyaan dan jawaban yang berhasil dihimpun adalah sebagai berikut.

Pertanyaan pertama: Adakah Latihan khusus agar daya imajinasi penulis benar-benar bisa bekerja optimal dalam menyusun sebuah karya fiksi Latihan khususnya adalah dengan terus konsisten menulis.
Jawaban: 
Konsistensi ini akan membuat seorang penulis terbiasa nyaman menulis dalam kondisi apa pun

Pertanyaan kedua bagaimana tips menulis cerita fiksi? Apakah bisa membuat cerita tentang ibu dan ayah?
Jawaban:
Tips menulis cerita fiksi, yaitu menumbuhkan niat, menentukan ide dan genre yang disukai dan kuasai, membaca karya fiksi orang lain, membuat kerangka, dan mulailah menulis kemudian menyelesaikannya. 
Agar menjadi cerita fiksi, cerita tentang ayah dan ibu bisa ditambahi bumbu penyedap. Jadi kisah nyata menjadi dasar menulis saja. Selanjutnya dikembangkan agar lebih menarik lagi.

Pertanyaan ketiga: Bagaimana cara supaya menulis tidak melenceng dari tema?
Jawaban: Membuat outline/kerangka karangan dengan tujuan agar tulisan tetap berada di jalurnya. Istilahnya sebagai pengingat bagi kita ketika akan melanggar jalur.

Pertanyaan keempat: Bagaimana cara membuat outline?
Jawaban terkait outline:
- Kerangka disusun berdasarkan unsur-unsur pembangun cerita fiksi
- Menentukan tema agar pembaca mengerti lingkup cerita fiksi kita
- Membuat premis sesuai tema
- Menentukan uraian alur/plot berdasarkan unsur-unsurnya
- Menentukan penokohan kuat berdasarkan jenis dan teknik penggambaran watak tokoh dengan baik
- Menentukan latar/setting dengan menunjukkan sisi eksotis dan detail
- Memilih sudut pandang penceritaan yang unik

Pertanyaan kelima: Bagaimana kiat mudah membangun alur atau plot cerita fiksi?
Jawaban:
1. Tentukan dulu jenis alur/plot yang ingin digunakan;
2. Memahami unsur-unsur alur/plot yang meliputi Pengenalan cerita, Awal konflik, Menuju konflik, Konflik memuncak/klimaks, Penyelesaian/ending.

Pertanyaan keenam: Apakah sebuah kisah nyata boleh difiksikan dan bagaimana prosesnya?
Jawaban:
contoh plot sederhana. Prosesnya sama seperti menulis fiksi pada umumnya. Kisah nyata hanya dijadikan sebagai ide dasar saja. Pengembangan dilakukan dengan menambah bumbu misalnya konflik, tantangan tokoh, dan lain-lain

Pertanyaan ketujuh: 1) Bagaimana menulis fiksi berangkat dari kisah nyata yang apik? 2) Bagaimana membuat / menciptakan karakter tokoh cerita, Bagaimana bisa membuat masing-masing tokoh punya karakter yang kuat? 3) Bagaimana menerapkan POV 1 tanpa ego kita muncul disana?
Jawaban:
1) Kuncinya tambahkan bumbu berupa konflik, hambatan/tantangan yang dihadapi tokoh, ending yang menyentuh, dan lain-lain. 2) Memberikan penjelasan selangkah demi selangkah terkait detail karakter, sifat, watak dengan metode show don't tell. Kemudian gambarkan tokoh melalui gaya bahasa, lingkungan tokoh, perilaku. 3) Kunci menjaga netralitas penulis POV 1 adalah jangan baper. Tempatkan diri sebagai penulis, bukan tokoh.

Pertanyaan kedelapan:
Bagaimana kiat sukses membuat dialog yang menarik, terkadang suka disisipi dengan tanda baca, agar pembaca bersemangat melanjutkan bacaannya?
Jawaban:
Kuncinya adalah buatlah dialog yang 'hidup'. Ciri-ciri dialog yang hidup itu tidak kaku, sesuai setting tempat cerita, dan ada aktivitas tokoh menyertai dialog.

Pertanyaan kesembilan:
1. Bolehkah dalam 1 cerita fiksi menggunakan kombinasi jenis alur/plotnya? Misal saat awal cerita menggunakan alur mundur (flashback) lalu menggunakan alur maju?
2. Apa syarat atau ketentuan Premis? Dan di cerita fiksi ditempatkan di bawah judul?
Jawaban:
1. Boleh
2. Syarat premis memenuhi unsur-unsur, yaitu tokoh, tujuan tokoh, tantangan, dan resolusi. Tidak perlu dituliskan di bawah judul, Bu. Premis adalah garis besar cerita yang akan tulis.


Koneksi Antar Materi

Pada alur ini, diminta membuat kesimpulan.

Kesimpulan materi: 
Agar bisa menulis fiksi maka harus mempunyai komitmen dan niat kuat untuk menulis dan menyelesaikan tulisan, juga harus belajar tentang teknik penulisan, gaya bahasa dan kosa kata, menguasai PUEBI dan KBBI serta memahami dasar-dasar menulis fiksi dan sering membaca karya fiksi orang lain.

Aksi Nyata

Pada alur ini, kita diminta membuat resume. Resume ini merupakan aksi nyata penerapan materi kiat menulis cerita fiksi.

Materi dari narasumber juga bisa ditonton melalui chanel YouTube di https://youtu.be/dXX9RWxT_u8
Menulis cerita fiksi dari pengalaman nyata sepertinya sangat menarik untuk dilakukan, Belajar dan terus berusaha dengan komitmen yang tinggi tentu sangat diperlukan. Alah bisa karena biasa.Ayo kita bisa, semangat!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Buku Naik Pangkat

P ertemuan keduapuluh lima Kelas Belajar Menulis Nusantara PGRI Gelombang ke-28 Pemateri: Dr. Imron Rosidi, M.Pd Moderator: Yandri Novitas S...

Resume Menulis