Senin, 06 Februari 2023

Proofreading, baca lagi dong!

Resume Keduabelas

Kelas Menulis Gelombang Ke-28
Jum'at, 03 Februari 2023

Tema: Proofreading sebelum menerbitkan tulisan
Narasumber : Susanto, S.Pd.
Moderator : Helwiyah, S.Pd., M.M.

Bagi pemikir, buah fikirnya hanya akan bersemayam dalam fikiran jika tak diucapkan dan ditulis. Bagi pembicara, pembicaraannya hanya akan menguap lewat suara bila tak dituliskan. Bagi penulis, tulisannya akan tersimpan dalam catatan jika tak dipublikasikan. Bagi penulis media, tulisannya akan tertimpa materi tulisan lain jika tak dibukukan. Maka, ucapkan dan tuliskan yang ada dalam pikiran. Publikasikan dan bukukan apa yang sudah ditulis, agar banyak orang yang dapat membacanya. Abadi dalam bentuk kumpulan buah pikiran yang tertulis dan tersusun rapi dalam sebuah buku. (Helwiyah, 2023)
Menulis memerlukan konsentrasi yang tinggi serta fokus, meskipun demikian kita tetap masih sering mengalami typo atau salah ejaan dalam menulis. Terkadang suatu tulisan yang sudah kita publikasikan masih banyak yang mengalami typo tersebut. Apa yang harus dilakukan agar hal itu tidak terjadi?

Narasumber yang luar biasa yaitu Susanto, S.Pd. yang dikenal dengan Pak De Susanto akan menyampaikan hal yang berkaitan dengan proofreading. Beliau lahir di Gombong Kebumen, pada tanggal 29 Juni 1971. Bekerja sebagai pendidik di SDN Mardiharjo, Kecamatan Purwodadi, Kab. Musi Rawas Provinsi Sumatera Selatan sejak tahun 2017. 

Apa yang dimaksud dengan proofreading?

Proofreading adalah membaca ulang kembali untuk memeriksa sebuah penulisan, untuk mengetahui apakah ada yang salah atau tidak sebelum tulisan itu dipublikasikan/diterbitkan atau dibukukan. Proofreading sangat berguna untuk meminimalisir kesalahan pada saat kita menulis di suatu media yang akan kita publikasikan atau cetak dalam bentuk buku. Jadi proofreading adalah tahap terakhir dari proses editorial dan tujuannya adalah untuk menemukan kesalahan yang terlewatkan oleh penulis, editor, dan perancang buku atau formatter.

Tugas proofreading bukan hanya membetulkan ejaan atau tanda baca tetapi juga harus bisa memastikan bahwa tulisan yang sedang dibaca bisa diterima logika dan dipahami. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam melakukan proofreading yaitu: Apakah sebuah kalimat efektif atau tidak? Sususnannya sudah tepat atau belum? Substansi sebuah tulisan dapat dipahami atau tidak? (dikutip dari https://ahmadfatch.blogspot.com/2022/09/belajar-cara-menulis-pgri-gelombang-ke_19.html?m=0).

Menurut pak De Susanto, apabila kita telah selesai menulis atau setelah tulisan “jadi” maka langkah selanjutnya adalah melakukan swasunting atau self editing. Langkah-langkah dalam melakukan swasunting yaitu endapkan tulisan Anda selama beberapa waktu, meminta teman membaca tulisan kita, meminta seorang proofreader dan menggunakan aplikasi atau “editing tools”. Proofreading merupakan bagian dari proses menulis selain drafting dan redrafting, dimana proofreading ini berada diantara drafting dan redrafting seperti yang terlihat pada gambar.


Tips melakukan proofreading

  1. Perhatikan detail. Proofreading adalah jenis membaca yang berbeda. Anda harus membaca setiap huruf, setiap tanda baca, dan setiap spasi.
  2. Membaca dengan lantang. Mendengar kata-kata akan membantu Anda mendengar kesalahan yang tidak dilihat mata Anda.
  3. Baca perlahan. Tulisan nonfiksi yang padat dan bersifat teknis, akan membbutuhkan waktu lebih lama untuk mengoreksi daripada yang lain.
  4. Beristirahat dan berbaik hati pada diri sendiri. Proofreading membutuhkan fokus yang intens, dan sulit untuk mempertahankan fokus dalam jangka waktu yang lama.

Alat bantu dalam melakukan proofreading

Alat yang digunakan untuk membantu kita melakukan proofreading, tentu saja adalah KBBI dan PUEBI yang sejak 16 Agustus 2022 diganti dengan EYD. Ketetapan itu merujuk pada Keputusan Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kemendikbudristek Nomor 0424/I/BS.00.01/2022 tentang Ejaan Bahasa Indonesia yang disempurnakan. Ada beberapa perubahan misalnya: perubahan kaidah. Perubahan kaidah, yaitu pengkhususan penulisan bentuk terikat maha- untuk kata yang berkaitan dengan Tuhan. Pada ejaan sebelumnya, aturan penulisan kata terikat maha- ada yang dipisah dan digabung sesuai syarat dan ketentuannya. Sementara pada EYD edisi V, aturan penulisan kata terikat maha- dengan kata dasar atau kata berimbuhan yang mengacu pada nama atau sifat Tuhan, semua ditulis terpisah dengan huruf awal kapital sebagai pengkhususan. Contohnya: Yang Maha Esa, Yang Maha Pengasih, Tuhan Yang Maha Pengampun. Aturan penggunaan tanda baca, sepertinya tidak ada perubahan silakan menuju laman: https://ejaan.kemdikbud.go.id/ berdampingan dengan KBBI untuk melakukan proofreading tulisan kita.

Apa perbedaan dari proofreading dan editing?

Pak De Sudanto mengutip dari laman uptbahasa.untan.ac.id. Proofreading adalah proses peninjauan kembali sebuah teks dilihat dari aspek kebahasaan dan penulisannya. Tujuannya adalah guna mengecek kembali bahwa teks atau esai yang akan diserahkan sudah bebas dari kesalahan pengetikan (typo), kesalahan ejaan, kesalahan grammar, atau kesalahan-kesalahan mendasar lainnya. Editing, orangnya disebut editor, memeriksa lebih dari itu. Untuk penerbit Mayor, editor menyesuaikan dengan misi perusahaan penerbitan, standar tulisan. Proofreader melakukan uji baca pada tulisan. Kembali mengutip laman uptbahasa.untan.ac.id >> dibeberapa jurnal, mereka mewajibkan para penulis untuk mem-proofread artikel mereka terlebih dahulu sebelum dikirim ke editor.

Proofreading harus dilakukan setelah tulisan sudah selesai, jadi jangan sekali-kali melakukannya ketika tulisan belum selesai atau belum jadi hingga paragraph terakhir.

Berbaris-baris dahulu,
Memanjat dinding kemudian,
Nulis-nulis saja dahulu,
Lakukan proofreading belakangan.
(Pak De Susanto)

Latihan melakukan proofreading

Kalimat awal:

Sampat saat ini, PPGP sudah memasuki Angkatan ke 9 yang sudah pada tahap 1 dan sedang diadakan verval berkas oleh Tim Asesor, Sedangkan untuk Angkatan 8, sudah memasuki Seleksi Tahap 2 yaitu Praktek Mengajar Dan Wawancara. Saya sendiri adalah Calon guru penggerak Angkatan 5 yang sedang menanti Sertifikat Kelulusan.

Hasil Proofreading saya:

Program pendidikan guru penggerak (PPGP) saat ini sudah sampai pada angkatan yang ke-9 yang sedang memasuki seleksi tahap I yaitu verval berkas oleh Tim asesor. Adapun angkatan ke-8 saat ini memasuki seleksi tahap II yaitu praktik mengajar dan wawancara. Saya sendiri merupakan calon guru penggerak angkatan ke-5 yang sedang menunggu keluarnya sertifikat kelulusan.

Ternyata sulit juga melakukan proofreading, namun saya yakin semakin lama maka keterampilan melakukan proofreading juga akan semakin meningkat. Proofreading wajib dilakukan selain untuk memperbaiki kata-kata yang salah ejaan ataupun salah ketik tetapi juga untuk meningkatkan kredibilitas suatu tulisan. Salam literasi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Buku Naik Pangkat

P ertemuan keduapuluh lima Kelas Belajar Menulis Nusantara PGRI Gelombang ke-28 Pemateri: Dr. Imron Rosidi, M.Pd Moderator: Yandri Novitas S...

Resume Menulis